Cara Menghitung Persentase Turnover Karyawan
Pada saat terjadi turnover karyawan, bisnis perlu memastikan kelancaran transisi dan menjaga stabilitas tim, serta menghitung persentase turnover karyawan. Adapun cara untuk menghitung persentase turnover karyawan di suatu perusahaan adalah:
Involuntary Turnover
Cara Mengatasi Turnover Karyawan
Karena turnover karyawan adalah peristiwa yang tidak hanya memberikan dampak positif saja, namun juga memberikan dampak negatif, sehingga berdampak terhadap produktivitas perusahaan, maka diperlukan cara untuk mengatasinya yaitu dengan melakukan beberapa langkah seperti, berikut ini:
Apa sih Turnover Karyawan itu?
Pada dasarnya, turnover karyawan adalah pergantian tenaga kerja di suatu perusahaan, yang dapat dipicu oleh berbagai faktor. Pergantian tersebut dapat bersifat sukarela atau dipaksa.
Selain itu, terdapat juga istilah tingkat turnover karyawan yang menggambarkan seberapa sering pergantian tersebut terjadi di perusahaan. Penilaiannya biasanya berdasarkan jumlah karyawan yang mengundurkan diri dalam suatu periode waktu.
Secara sederhana, turnover karyawan merujuk pada situasi di mana sebuah perusahaan mengalami pergantian karyawan dalam jumlah besar dan dalam periode waktu tertentu.
Beberapa faktor dapat menjadi pemicu pergantian ini, baik dari pihak karyawan, perusahaan, maupun faktor eksternal.
Meskipun hal ini adalah hal yang lumrah, turnover dapat memiliki dampak positif dan negatif bagi perusahaan. Salah satu manfaatnya adalah perusahaan dapat menggantikan karyawan yang kurang produktif dengan yang lebih berkualitas.
Namun, kerugian yang mungkin timbul adalah jika tingkat turnover karyawan sangat tinggi, hal ini dapat mengakibatkan penurunan produktivitas dan pendapatan perusahaan.
Penyebab Turnover Karyawan
Meskipun turnover karyawan adalah hal yang lazim terjadi, akan tetapi semua itu tergantung dari berbagai penyebab di antaranya kondisi ekonomi, kebijakan perusahaan, kepuasan kerja, kesempatan pengembangan karier, kompensasi, manajemen, dan budaya perusahaan.
Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya:
aktor individu yang menyebabkan turnover karyawan dapat meliputi kepuasan kerja, ketidaksesuaian dengan budaya perusahaan, ketidakpuasan terhadap pengembangan karir, keseimbangan kerja-hidup, ketidakpuasan terhadap kompensasi dan manfaat, serta ketidakpuasan dengan pengawasan atau kepemimpinan. Memahami faktor-faktor ini penting bagi perusahaan untuk merancang strategi retensi yang efektif dan mempertahankan karyawan yang berharga.
Faktor internal perusahaan dapat menjadi penyebab turnover karyawan. Ini mencakup berbagai hal seperti ketidakstabilan dalam sistem kerja yang tidak memprioritaskan kesejahteraan karyawan, kurangnya transparansi dalam sistem penggajian, kekurangan program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, rutinitas kerja yang terlalu monoton, dan kekurangan komunikasi yang transparan dengan karyawan.
Faktor luar umumnya yang menyebabkan turnover karyawan meliputi kondisi ekonomi yang tidak stabil, perubahan tren industri, persaingan pasar kerja yang tinggi, perubahan demografis dalam angkatan kerja, dan kondisi sosial serta politik yang berubah. Memahami faktor-faktor ini membantu perusahaan merancang strategi retensi yang efektif untuk mempertahankan bakat yang berharga.
Dampak yang Ditimbulkan Turnover
Pada saat perusahaan mengalami peningkatan turnover karyawan, maka dapat menimbulkan dampak negatif seperti penurunan produktivitas, peningkatan biaya rekrutmen dan pelatihan, serta gangguan dalam kontinuitas operasional.
Oleh karenanya, setiap perusahaan pastilah tidak menginginkan hal tersebut bukan? Nah, bagaimana dampak turnover bagi karyawan itu sendiri? Dampaknya adalah:
Adapun dampak turnover karyawan terhadap perusahaan adalah:
Baca juga: Headhunter Adalah: Arti, Cara Kerja, dan Proses Headhuntingnya
Penting bagi pemilik perusahaan, HR, dan manajer untuk fokus pada menjaga tingkat turnover karyawan supaya tetap rendah. Untuk itulah, sedapat mungkin untuk mempekerjakan karyawan terbaik. Supaya, potensi untuk meningkatkan produktivitas, inovasi, dan kualitas layanan atau produk yang diinginkan dapat tercapai secara signifikan.
Proses perekrutan yang cermat dan selektif dapat membantu memastikan bahwa perusahaan mendapatkan individu yang memiliki keterampilan, pengetahuan, dan kepribadian yang sesuai dengan kebutuhan dan budaya organisasi.
Apakah Anda sebagai pemilik bisnis mengalami kesulitan dalam mencari kandidat karyawan IT yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan Anda? Percayakanlah rekrutmen dan pengembangan bakat di bidang IT kepada TOG Indonesia untuk solusi yang terpercaya dan efektif.
Kami berpengalaman dan ahli dalam merekrut dan mengembangkan talenta IT yang berkualitas. Dengan strategi yang terarah dan pemanfaatan paltform terkini, kami di TOG Indonesia siap membantu Anda menemukan kandidat terbaik yang tidak hanya memenuhi kebutuhan teknis, tetapi juga sesuai dengan budaya perusahaan Anda. Dengan demikian, Anda dapat fokus pada pertumbuhan bisnis Anda, sementara kami mengelola segala aspek dari rekrutmen hingga pengembangan tenaga kerja IT Anda
Cara Menghitung Tingkat Turnover Bulanan
Untuk menghitung turnover bulanan, Anda perlu mengumpulkan data tentang jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan dalam satu bulan tertentu dan kemudian membaginya dengan total jumlah karyawan dalam perusahaan pada awal bulan itu. Formula dasarnya adalah:
Misalnya, jika pada awal bulan perusahaan memiliki 200 karyawan dan 10 karyawan meninggalkan perusahaan pada bulan itu, maka turnover bulanan akan menjadi:
Ini berarti 5% dari total karyawan perusahaan meninggalkan perusahaan dalam satu bulan itu.
Rangkaian Proses Turnover Karyawan
Setiap turnover karyawan melibatkan serangkaian proses yang berbeda, tergantung pada jenis turnover itu sendiri. Berikut adalah beberapa tahapan umum yang terlibat dalam proses turnover karyawan:
Langkah awal dalam proses ini adalah evaluasi. Perusahaan akan menilai karyawan sepanjang periode kerja mereka, termasuk kinerja, kerjasama dalam tim, sistem kerja yang mereka terapkan, rutinitas pekerjaan, dan interaksi dengan atasan.
Jika hasil evaluasi menunjukkan kinerja yang kurang memuaskan, perusahaan dapat memberikan opsi kepada karyawan untuk memilih apakah mereka ingin melanjutkan kontrak kerja atau tidak.
Selain itu, perusahaan juga akan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mencari peluang kerja baru jika mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan kontrak kerja mereka.
Pengajuan keluar adalah langkah terakhir dalam proses turnover karyawan. Pada tahap ini, divisi HRD memiliki kendali penuh dalam melaksanakan exit interview dan berkomunikasi secara internal dengan divisi terkait.
Baca juga: Apa itu Evaluasi Kerja? Yuk Ketahui Metode dan Tujuannya